BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Dakwah sangatlah penting bagi semua
umat karena tujuan dakwah menunutun kita untuk menjadi yang lebih baik dan agar
kita selau beriman kepada Allah SWT. Disini telah dijelaskan bagaiman dakwah Nabi untuk menuntun
umat di seluruh alam, Nabi telah berhasil dan sukses berdakwah dalam
menjalankan tugas dakwah, Nabi Muhammad saw hanya berkewajiban menyampaikan
ajaran Allah kepada umat manusia. Sasaran dakwah adalah agar orang yang bukan
muslim mau mengikuti agama Allah dan agar orang yang muslim mau mengikuti
ajaran Al-Qur'an
dan sunnah Nabi saw.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Manajemen dakwah Rosulullah SAW ?
2. Apakah Model kesuksesan dakwah Rasulullah SAW ?
3. Apa saja manajerial dakwah Rasulullah ?
C.
Tujuan
1. mengetahui Manajemen dakwah Rosulullah SAW ?
2. menganalisa Model kesuksesan dakwah Rasulullah SAW ?
3. mempelajari manajerial dakwah Rasulullah SAW
?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Manajemen Dakwah Rosulullah
SAW
Kesuksesan manajemen dakwah Rasulullah SAW tidak terlepas
dari metode dan strategi dakwah yang
beliau terapkan secara sistematis dan terprogram. Metode dakwah adalah ilmu
tentang cara menyampaikan dakwah dan cara menghilangkan halangan-halangan yang
merintangi tujuan dakwah Rasulullah.
1. Sebagai langkah persiapan, beliau
membangun public-image yang
positif dari sisi personalitas dan akhlaknya. Dalam hal ini, sejak awal beliau
telah mampu menyadang predikat “al-amin”.
2. Sebagai langkah awal dakwahnya,
Rasulullah melakukan dakwah dengan rahasia dan memilih objek dakwah yang paling
dekat dengan beliau, seperti istri, keluarga dan
para sahabat dekatnya yang dapat dipercaya.
3. Setelah ada perintah dakwah secara
terang-terangan, beliau langsung melakukan dakwah secara terbuka dan mengambil
langkah strategis dengan menggunakan media
gunung shofa untuk mengumpulkan masyarakat dengan memanfaatkan kesan publik
akan kejujurannya untuk memasukkan pesan dakwahnya kepada mereka dan besarnya kasih sayang Abu
Tholib kepada beliau sebagai langkah defensive.
4.
Rasulullah
juga mengembangkan sikap “Umat
Oriented“,[2]
5.
Setelah
hijrah ke Madinah; langkah pertama yang
beliau lakukan adalah membangun masjid sebagai tempat ibadah dan media
mengumpulkan pengikutnya serta
bermusyawarah tentang rencana perjuangan berikutnya. Langkah kedua, dengan ikatan persaudaraan antar umat Islam beliau mantapkan dengan meletakkannya
atas satu landasan, yaitu Islam.
6. Setelah itu, barulah beliau
membangun politik kenegaraan yang dimulai dengan terciptanya Perjanjian Madinah
dan beliau sendiri sebagai Kepala Negara.
Dakwah Nabi Muhaammad SAW. Dapat dibagi dalam dua periode
penting, yaitu periode Mekkah dan periode Madinah. Setiap periode memiliki
karakteristik dakwah masing-masing.
1. Metode
Dakwah Nabi di Mekkah
Beliau mengambil langkah-langkah bertahap dalam pencapaian
dakwah. Tahapan- tahapan
tersebut adalah sebagai berikut :
a.
Tahapan dakwah secara rahasia secara
rahasia selama tiga tahun
Orang-orang pada masa ini adalah orang-orang terdekat dengan
Rasulullah SAW. Dan orang-orang yang dianggap mampu memegang rahasia. Orang
yang pertama masuk Islam adalah Khodijah, istrinyalah yang paling tahu tentang Muhammad. Orang yang masuk
Islam atas ajakan beliau adalah: Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam,
Abdurrahman bin Auf, Sa'ad bin Abi Waqqash, Thalhah bin Ubaidillah. Delapan
inilah yang merupakan pelopor Islam generasi pertama, mereka melakukan shalat
dan selalu membenarkan apa yang disampaikan oleh Rasullullah SAW.[3]
b. Tahapan dakwah secara terang-terangan terhadap penduduk
Mekkah , mulai tahun keempat kenabian sampai akhir Tahun
kespuluh Kenabian
Dakwah terang-terangan terhadap penduduk Mekkah dimulai
sejak turunya ayat 214 surah asy-Syu'ara: "dan berilah peringatan kepada kaum kerabatmu yang
terdekat". Adapun
metode yang dilakukan Nabi pada tahapan ini adalah sebagai berikut :
.
1)
Undangan
terbuka kepada seluruh masyarakat Quraisy di Bukit Shafa. Disini beliau ingin melihat bagaimana pandangan
masyarakat Quraisy tahapan
kepribadian beliau. Masyarakat
Quraisy sepakat bahwa beliau adalah orang yang tidak berdusta. Setelah itu beliau mengumumkan kenabianya.
2)
Menyatakan
sikap tegas terhadap hakikat ajaran yang dibawa dan mengecam keyakinan keliru
yang tersebar di masyarakat. Hal ini dilakukan setelah turun ayat 94 Surah
al-Hijr.
3)
Melakukan
pembinaan dan pengkaderan intensif dirumah Arqam bin Abil Arqam.[4]
c.
Tahapan dakwah diluar Mekkah,
berlangsung dari akhir tahun kesepuluh kenabian sampai hijrah ke Madinah.
Dalam tahapan ini Rasulullah melakukan beberapa langkah
dalam menajalankan aktifitas dakwahnya, diantaramya:
1) Melakukan perjalanan ke Thaif
2. Dakwah
Nabi di Madinah
a. Hijrah sebagai Metode dakwah
Dakwah di Madinah dianggap kelahiran baru agama Islam
setelah ruang dakwah di Mekkah terasa sempit bagi kaum muslimin Madinah memang
layak untuk dijadikan kawasan percontohan. Berawal dari masuk Islamnya beberapa
orang asal Madinah pada tahun ke-11 kenabian dalam gerakan dakwah Rasulullah
kepada orang-orang yang datang ke Mekkah, dakwah dikawasan ini berkembang
dengan pesat. Sarana Baru Dakwah Rasulullah itu Adalah :
1) Membangun masjid
B.
Model
kesuksesan dakwah Rasulullah SAW.
Di samping itu, ada beberapa hal
yang menjadi modal kesuksesan utama dalam berdakwah sehingga mudah diterima
oleh segala lapisan masyarakat yang mendambakan kebenaran dan ketentraman, di
antaranya :
1. meletakkan dasar keimanan yang kokoh
2. menciptakan keteladanan yang baik seperti yang dilukiskan Al
Qur’an.
3. menetapkan persamaan derajat manusia
dengan mengangkat harkat dan martabat mereka di atas azaz toleransi
4. menjadikan ukhuwah islamiyah sebagai
tiang kebudayaan
5. pembinaan sistem akhlakul karimah
dan pendidikan dalam menjalani kehidupan
6. menegakkan secara bersama-sama
syari’at Islam menuju muslim kaffah.[7]
C.
Manajerial
Dakwah Rasulullah
Manajemen Dakwah Pada Masa
Rasulullah Banyak teladan dalam
manajemen yang dapat di ambil dari kehidupan dakwah Rasulullah SAW. Karena pada
dasarnya beliau diutus di muka bumi ini untuk mengatur tatanan umat islam
supaya selaras dengan aturan-aturan Allah SWT. Karakter tersebut terpancar dari
kepribadian Rasulullah yang mulia dan direfleksikan secara nyata dalam
aktivitas dakwahnya serta dalam kehidupan bermasyarakat-bernegara pada masanya.
Melalui petunjuk dan hidayah dari Allah SWT, Rasulullah mulai menata dan
mengatur aktifitas dakwahnya. Secara hierarkis, tugas utama beliau adalah
sebagai Nabi, kemudian sebagai pengingat keluarga dekatnya, pengingat kaumnya,
pengingat bangsa Arab, dan yang terakhir beliau adalah pengingat seluruh
manusia untuk kerja dakwah beliau sampai akhir zaman. Secara keseluruhan
aktivitas dakwah Rasulullah dalam konsep manajerial dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Pertama : Stat awal dakwah Rasulullah dimulai
pasca turunya surat Al-Muddzatstsir ayat pertama, yang mengandung seruan agar
beliau tegak melakukan Andzir (peringatan). Secara sistematis urutan dakwah
yang dilakukan Rasulullah SAW. adalah
sebagai berikut:
- Dakwah pertama ditujukan kepada orang-orang yang serumah dengan beliau.
- Berdakwah kepada orang-orang yang bersahabat dengan beliau.
- Berdakwah kepada orang-orang yang dekat dengan beliau.
- Setelah itu barulah secara terbuka Nabi Muhammad berdakwah kepada masyarkat kuat luas, yaitu kaum Quraisy dan masyarakat Mekkah pada Umumnya.
Pada periode madinah ini islam tampil menjadi dua kekuatan,
yaitu kekuatan dunia dan kekuatan spiritual. Dalam periode madinah ini banyak
terobosan dakwah yang dilakukan oleh Nabi Muhammmad SAW. Yang diperuntukkan
untuk memperkokoh kekuatan masyarakat baru sekaligus merupakan instrument
diletakkan dasar-dasar masyarakat., yaitu:
a) Mendirikan Masjid untuk kaum
muslimin serta melakukan shalat jum’at. Dalam khotbah jumat yang kemudian oleh
para ahli politik di nyatakan sebagai proklamasi lahirnya negara islam.
b) Ukhuwah Islamiah, persaudaraan
sesama muslim, yaitu mempersatukan antara muhajirin dengan muhajirin, antara
anshar dengan anshar, dan antara muhajirin dan anshar.
c) Mengadakan hubungan toleransi antara
islam dan pihak non islam. Ini merupakan salah satu perhatian khusus Nabi
Muhammad SAW kepada orang-orang yang belum masuk islam, tetapi mereka hidup
bersama masyarakat islam di madinah.
d) Penaklukan kota Makkah. Dari kota
Makkah inilah kemudian islam disiarkan ke daerah-daerah lain.[8]
Secara ringkas Manajemen Dakwah
Rosulullah mesti mengikuti cara-cara yang telah Allah ajarkan di antaranya
adalah sebagai berikut:
1)
Lakukan
dakwah dengan hikmah, yaitu kata-kata yang benar dan tegas yang dapat
membedakan yang hak dan bathil serta memberikan nasihat yang menyentuh hati dengan argumentasi
dari dalil-dalil yang sharih ”jelas”. Ketiga cara tersebut termajtub dalam
Al-Qur’an,
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ
الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ
بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِي
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan
Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang
lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (an-Nahl: 125)
2). Lakukan
dakwah dengan materi yang
sesuai dengan kemampuan masyarakat sasaran dakwah.
3). Dakwah hendaknya tidak sekedar
dengan lisan, tetapi juga dengan tulisan bahkan dengan perbuatan yang merupakan
contoh dan suri tauladan. Rasulullah saw, mengajarkan kita untuk dakwah selain
bil lisan juga dengan bil hal (perbuatan), bseperti yang diterangkan dalam
firman allah SWT yaitu :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآَخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Artinya: “Sesungguhnya telah ada
pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang
yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah”. (Al-Ahzaab:21)
Kedua : Pengorganisasian Dakwah (Thanzim)
Pengorganisasian atau al-Tanzhim dalam pandangan islam bukan semata-mata
merupakan wadah, akan tetapi lebih menekan bagaimana pekerjaan dapat dilakukan
secara rapi, teratur, dan sistematis. Hal ini sebagaimana diilustrasikan dalam
surah ash-Shaff: 4,
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ
صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ
Artinya:” Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur
seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. (As-Shaff: 4)
Ketiga : Pergerakan Dakwah (taujih) Pergerakan dakwah merupakan
inti dari manajemen dakwah, karena dalam proses ini semua aktifitas dakwah
dilaksanakan. Dalam pergerakan dakwah ini, pimpinan mengerakkan semua elemen
organisasi untuk melakukan aktivitas-aktivitas dakwah yang direncanakan, dan
dari sinilah aks dari semua dakwah akan terealisir, di mana fungsi manajemen
akan bersentuhan secara langsung dengan pelaku dakwah.[9]
BAB III
KESIMPULAN
Jadi dapat
disimpulkan beberapa dari kesuksesan atau keberhasilan dakwah Nabi
diantaranya :
A.
Adanya konsistensi Nabi saw dengan kode etika dakwah.
B.
Adanya keteladanan (uswah, qudwah) yang beliau berikan kepada para Sahabat.
Bahawasanya kesuksesan dakwah Nabi juga tidak telepas dari
strategi atau metode dakwah yang dilakukan oleh beliau yang mana beliau
melakukan dakwah tersebut dalam dua
periode penting, yaitu Madinah dan Mekkah. Adapun di antara strategi sukses
dakwah islamiyah beliau di tengah-tengah umat sebagai berikut:
- Sebagai langkah persiapan, beliau membangun public-image yang positif dari sisi personalitas dan akhlaknya.
- Sebagai langkah awal dakwahnya, Rasulullah melakukan dakwah dengan rahasia dan memilih objek dakwah yang paling dekat dengan beliau, seperti istri, keluarga dan para sahabat dekatnya yang dapat dipercaya.
- Setelah ada perintah dakwah secara terang-terangan, beliau langsung melakukan dakwah secara terbuka dan mengambil langkah strategis dengan menggunakan media gunung shofa.
- Rasulullah juga mengembangkan sikap “Umat Oriented“,
- Setelah hijrah ke Madinah; langkah pertama yang beliau lakukan adalah membangun masjid sebagai tempat ibadah
- Setelah itu, barulah beliau membangun politik kenegaraan yang dimulai dengan terciptanya Perjanjian Madinah dan beliau sendiri sebagai Kepala Negara.
[2]
Ibid hal. 49
[6]
Drs. Samsul Munir Amin, M.A. Ilmu
Dakwah. (Jakarta:Amzah, 2009). hal. 231.
[7]
H. Zainal Muchtarom, Dasar-dasar Manajemen Dakwah,
(yogyakarta: Al-Amin Press, 1996), hal.
35.
[9]
Drs. RB. Khatib Pahlawan kayo, 2007,
Manajemen Dakwah dari Dakwah Konvensional menuju Dakwah professional,
Amzah, Jakarta hal.78
No comments:
Post a Comment