Wednesday, 6 January 2016

Manajemen Dakwah Rosulullah SAW



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dakwah sangatlah penting bagi semua umat karena tujuan dakwah menunutun kita untuk menjadi yang lebih baik dan agar kita selau beriman kepada Allah SWT. Disini telah dijelaskan bagaiman dakwah Nabi untuk menuntun umat di seluruh alam, Nabi telah berhasil dan sukses berdakwah dalam menjalankan tugas dakwah, Nabi Muhammad saw hanya berkewajiban menyampaikan ajaran Allah kepada umat manusia. Sasaran dakwah adalah agar orang yang bukan muslim mau mengikuti agama Allah dan agar orang yang muslim mau mengikuti ajaran Al-Qur'an dan sunnah Nabi saw.

B. Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah Manajemen dakwah Rosulullah SAW ?
2.      Apakah Model kesuksesan dakwah Rasulullah SAW ?
3.   Apa saja manajerial dakwah Rasulullah ?


C. Tujuan
1.   mengetahui  Manajemen dakwah Rosulullah SAW ?
2.      menganalisa Model kesuksesan dakwah Rasulullah SAW ?
3.   mempelajari manajerial dakwah Rasulullah SAW ?







BAB II
PEMBAHASAN

A.    Manajemen Dakwah Rosulullah SAW
Kesuksesan manajemen dakwah Rasulullah SAW tidak terlepas dari metode dan strategi dakwah  yang beliau terapkan secara sistematis dan terprogram. Metode dakwah adalah ilmu tentang cara menyampaikan dakwah dan cara menghilangkan halangan-halangan yang merintangi tujuan dakwah Rasulullah.
Adapun di antara strategi sukses manajemen dakwah beliau adalah:[1]
1.      Sebagai langkah persiapan, beliau membangun public-image yang positif dari sisi personalitas dan akhlaknya. Dalam hal ini, sejak awal beliau telah mampu menyadang predikat “al-amin”.
2.      Sebagai langkah awal dakwahnya, Rasulullah melakukan dakwah dengan rahasia dan memilih objek dakwah yang paling dekat dengan beliau, seperti istri, keluarga         dan para sahabat dekatnya yang dapat dipercaya.
3.      Setelah ada perintah dakwah secara terang-terangan, beliau langsung melakukan dakwah secara terbuka dan mengambil langkah strategis dengan menggunakan   media gunung shofa untuk mengumpulkan masyarakat dengan memanfaatkan kesan publik akan kejujurannya untuk memasukkan pesan dakwahnya kepada             mereka dan besarnya kasih sayang Abu Tholib kepada beliau sebagai langkah defensive.
4.      Rasulullah juga mengembangkan sikap “Umat Oriented“,[2]
5.      Setelah hijrah ke Madinah; langkah pertama yang beliau lakukan adalah membangun masjid sebagai tempat ibadah dan media mengumpulkan pengikutnya         serta bermusyawarah tentang rencana perjuangan berikutnya. Langkah kedua, dengan ikatan persaudaraan antar umat Islam beliau mantapkan dengan meletakkannya atas satu landasan, yaitu Islam.
6.      Setelah itu, barulah beliau membangun politik kenegaraan yang dimulai dengan terciptanya Perjanjian Madinah dan beliau sendiri sebagai Kepala Negara.

Dakwah Nabi Muhaammad SAW. Dapat dibagi dalam dua periode penting, yaitu periode Mekkah dan periode Madinah. Setiap periode memiliki karakteristik dakwah masing-masing.

1.      Metode Dakwah Nabi di Mekkah
Beliau mengambil langkah-langkah bertahap dalam pencapaian dakwah. Tahapan- tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
a.      Tahapan dakwah secara rahasia secara rahasia selama tiga tahun
Orang-orang pada masa ini adalah orang-orang terdekat dengan Rasulullah SAW. Dan orang-orang yang dianggap mampu memegang rahasia. Orang yang pertama masuk Islam adalah Khodijah, istrinyalah yang paling tahu tentang Muhammad. Orang yang masuk Islam atas ajakan beliau adalah: Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa'ad bin Abi Waqqash, Thalhah bin Ubaidillah. Delapan inilah yang merupakan pelopor Islam generasi pertama, mereka melakukan shalat dan selalu membenarkan apa yang disampaikan oleh Rasullullah SAW.[3]
b.      Tahapan dakwah secara terang-terangan terhadap penduduk Mekkah , mulai tahun    keempat kenabian sampai akhir Tahun kespuluh Kenabian
Dakwah terang-terangan terhadap penduduk Mekkah dimulai sejak turunya ayat 214 surah asy-Syu'ara: "dan berilah peringatan kepada kaum kerabatmu yang terdekat". Adapun metode yang dilakukan Nabi pada tahapan ini adalah sebagai berikut :
.
1)           Undangan terbuka kepada seluruh masyarakat Quraisy di Bukit Shafa. Disini beliau ingin melihat bagaimana pandangan masyarakat Quraisy tahapan kepribadian beliau. Masyarakat Quraisy sepakat bahwa beliau adalah orang yang tidak berdusta. Setelah itu beliau mengumumkan kenabianya.
2)           Menyatakan sikap tegas terhadap hakikat ajaran yang dibawa dan mengecam keyakinan keliru yang tersebar di masyarakat. Hal ini dilakukan setelah turun ayat 94 Surah al-Hijr.
3)           Melakukan pembinaan dan pengkaderan intensif dirumah Arqam bin Abil Arqam.[4]
c.       Tahapan dakwah diluar Mekkah, berlangsung dari akhir tahun kesepuluh kenabian sampai hijrah ke Madinah.
Dalam tahapan ini Rasulullah melakukan beberapa langkah dalam menajalankan aktifitas dakwahnya, diantaramya:
1)      Melakukan perjalanan ke Thaif
2)      menawarkan Islam kepada kabilah-kabilah dan pribadi-pribadi.[5]

     2. Dakwah Nabi di Madinah
a.       Hijrah sebagai Metode dakwah
Dakwah di Madinah dianggap kelahiran baru agama Islam setelah ruang dakwah di Mekkah terasa sempit bagi kaum muslimin Madinah memang layak untuk dijadikan kawasan percontohan. Berawal dari masuk Islamnya beberapa orang asal Madinah pada tahun ke-11 kenabian dalam gerakan dakwah Rasulullah kepada orang-orang yang datang ke Mekkah, dakwah dikawasan ini berkembang dengan pesat. Sarana Baru Dakwah Rasulullah itu Adalah :

1)      Membangun masjid
2)      Membangun persatuan sesama muslim[6]

B.     Model kesuksesan dakwah Rasulullah SAW.
Di samping itu, ada beberapa hal yang menjadi modal kesuksesan utama dalam berdakwah sehingga mudah diterima oleh segala lapisan masyarakat yang mendambakan kebenaran dan ketentraman, di antaranya :
1.      meletakkan dasar keimanan yang kokoh
2.       menciptakan keteladanan yang baik seperti yang dilukiskan Al Qur’an.
3.      menetapkan persamaan derajat manusia dengan mengangkat harkat dan martabat      mereka di atas azaz toleransi
4.      menjadikan ukhuwah islamiyah sebagai tiang kebudayaan
5.      pembinaan sistem akhlakul karimah dan pendidikan dalam menjalani kehidupan
6.      menegakkan secara bersama-sama syari’at Islam menuju muslim kaffah.[7]
                
C.    Manajerial Dakwah Rasulullah
          Manajemen Dakwah Pada Masa Rasulullah Banyak teladan dalam manajemen yang dapat di ambil dari kehidupan dakwah Rasulullah SAW. Karena pada dasarnya beliau diutus di muka bumi ini untuk mengatur tatanan umat islam supaya selaras dengan aturan-aturan Allah SWT. Karakter tersebut terpancar dari kepribadian Rasulullah yang mulia dan direfleksikan secara nyata dalam aktivitas dakwahnya serta dalam kehidupan bermasyarakat-bernegara pada masanya. Melalui petunjuk dan hidayah dari Allah SWT, Rasulullah mulai menata dan mengatur aktifitas dakwahnya. Secara hierarkis, tugas utama beliau adalah sebagai Nabi, kemudian sebagai pengingat keluarga dekatnya, pengingat kaumnya, pengingat bangsa Arab, dan yang terakhir beliau adalah pengingat seluruh manusia untuk kerja dakwah beliau sampai akhir zaman. Secara keseluruhan aktivitas dakwah Rasulullah dalam konsep manajerial dapat dirumuskan sebagai berikut: 
            Pertama : Stat awal dakwah Rasulullah dimulai pasca turunya surat Al-Muddzatstsir ayat pertama, yang mengandung seruan agar beliau tegak melakukan Andzir (peringatan). Secara sistematis urutan dakwah yang dilakukan Rasulullah SAW.  adalah sebagai berikut:
  1. Dakwah pertama ditujukan kepada orang-orang yang serumah dengan beliau.
  2. Berdakwah kepada orang-orang yang bersahabat dengan beliau.
  3. Berdakwah kepada orang-orang yang dekat dengan beliau.
  4. Setelah itu barulah secara terbuka Nabi Muhammad berdakwah kepada masyarkat kuat luas, yaitu kaum Quraisy dan masyarakat Mekkah pada Umumnya.
Pada periode madinah ini islam tampil menjadi dua kekuatan, yaitu kekuatan dunia dan kekuatan spiritual. Dalam periode madinah ini banyak terobosan dakwah yang dilakukan oleh Nabi Muhammmad SAW. Yang diperuntukkan untuk memperkokoh kekuatan masyarakat baru sekaligus merupakan instrument diletakkan dasar-dasar masyarakat., yaitu:
a)      Mendirikan Masjid untuk kaum muslimin serta melakukan shalat jum’at. Dalam khotbah jumat yang kemudian oleh para ahli politik di nyatakan sebagai proklamasi lahirnya negara islam.
b)      Ukhuwah Islamiah, persaudaraan sesama muslim, yaitu mempersatukan antara muhajirin dengan muhajirin, antara anshar dengan anshar, dan antara muhajirin dan anshar.
c)      Mengadakan hubungan toleransi antara islam dan pihak non islam. Ini merupakan salah satu perhatian khusus Nabi Muhammad SAW kepada orang-orang yang belum masuk islam, tetapi mereka hidup bersama masyarakat islam di madinah.
d)     Penaklukan kota Makkah. Dari kota Makkah inilah kemudian islam disiarkan ke daerah-daerah lain.[8]

            Secara ringkas Manajemen Dakwah Rosulullah mesti mengikuti cara-cara yang telah Allah ajarkan di antaranya adalah sebagai berikut:
1)         Lakukan dakwah dengan hikmah, yaitu kata-kata yang benar dan tegas yang dapat membedakan yang hak dan bathil serta memberikan nasihat yang menyentuh hati dengan argumentasi dari dalil-dalil yang sharih ”jelas”. Ketiga cara tersebut termajtub dalam Al-Qur’an,

ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِي
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (an-Nahl: 125)

2). Lakukan dakwah dengan materi yang sesuai dengan kemampuan masyarakat sasaran dakwah.
3). Dakwah hendaknya tidak sekedar dengan lisan, tetapi juga dengan tulisan bahkan dengan perbuatan yang merupakan contoh dan suri tauladan. Rasulullah saw, mengajarkan kita untuk dakwah selain bil lisan juga dengan bil hal (perbuatan), bseperti yang diterangkan dalam firman allah SWT yaitu :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآَخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (Al-Ahzaab:21)

Kedua : Pengorganisasian Dakwah (Thanzim) Pengorganisasian atau al-Tanzhim dalam pandangan islam bukan semata-mata merupakan wadah, akan tetapi lebih menekan bagaimana pekerjaan dapat dilakukan secara rapi, teratur, dan sistematis. Hal ini sebagaimana diilustrasikan dalam surah ash-Shaff: 4,

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ
Artinya:” Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. (As-Shaff: 4)

Ketiga : Pergerakan Dakwah (taujih) Pergerakan dakwah merupakan inti dari manajemen dakwah, karena dalam proses ini semua aktifitas dakwah dilaksanakan. Dalam pergerakan dakwah ini, pimpinan mengerakkan semua elemen organisasi untuk melakukan aktivitas-aktivitas dakwah yang direncanakan, dan dari sinilah aks dari semua dakwah akan terealisir, di mana fungsi manajemen akan bersentuhan secara langsung dengan pelaku dakwah.[9]

BAB III
KESIMPULAN

            Jadi dapat disimpulkan beberapa dari kesuksesan atau keberhasilan dakwah Nabi diantaranya :
A. Adanya konsistensi Nabi saw dengan kode etika dakwah.
B. Adanya keteladanan (uswah, qudwah) yang beliau berikan kepada para Sahabat.
Bahawasanya kesuksesan dakwah Nabi juga tidak telepas dari strategi atau metode dakwah yang dilakukan oleh beliau yang mana beliau melakukan dakwah tersebut  dalam dua periode penting, yaitu Madinah dan Mekkah. Adapun di antara strategi sukses dakwah islamiyah beliau di tengah-tengah umat sebagai berikut:
  1. Sebagai langkah persiapan, beliau membangun public-image yang positif dari sisi personalitas dan akhlaknya.
  2. Sebagai langkah awal dakwahnya, Rasulullah melakukan dakwah dengan rahasia dan memilih objek dakwah yang paling dekat dengan beliau, seperti istri, keluarga dan para sahabat dekatnya yang dapat dipercaya.
  3. Setelah ada perintah dakwah secara terang-terangan, beliau langsung melakukan dakwah secara terbuka dan mengambil langkah strategis dengan menggunakan media gunung shofa.
  4. Rasulullah juga mengembangkan sikap “Umat Oriented“,
  5. Setelah hijrah ke Madinah; langkah pertama yang beliau lakukan adalah      membangun masjid sebagai tempat ibadah
  6. Setelah itu, barulah beliau membangun politik kenegaraan yang dimulai dengan terciptanya Perjanjian Madinah dan beliau sendiri sebagai Kepala Negara.






[1] Wahyu Ilahi dan Harjani Hefni, pengantar Sejarah Dakwah, 2007, Prenada Media Grourp, hlm 48
[2] Ibid hal. 49
[3] Wahyu Ilahi dan Harjani Hefni. Op.cit  hal. 48
[4] Munir & Wahyu Illahi. Manajemen Dakwah. (Jakarta: Rahmat Semesta, 2006). hal. 49
[5] Munir & Wahyu Illahi. Op.cit hal. 40
[6] Drs. Samsul Munir Amin, M.A. Ilmu Dakwah. (Jakarta:Amzah, 2009). hal. 231.
[7] H. Zainal Muchtarom, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, (yogyakarta: Al-Amin  Press, 1996), hal. 35.

[8]  Drs. Samsul Munir Amin, M.A.  ibid
[9] Drs. RB. Khatib Pahlawan kayo, 2007, Manajemen Dakwah dari Dakwah Konvensional menuju Dakwah professional, Amzah, Jakarta hal.78

No comments:

Post a Comment