BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kebiasaaan bangsa Arab sebelum Islam
hadir ialah suka menyembah berhala, berzinah, berjudi, mabuk bahkan menganiaya
dan membunuh kaum yang lemah. Sejak diutusnya nabi Muhammad menjadi rasul pada
tanggal 17 Ramadhan 610 M di Gua Hiro yang membawa ajaran islam (berkebalikan
dengan kebiasaan mereka), hal ini dapat mengubah paradigma dan kebiasaan bangsa
Arab, sehingga kaum Quraisy terancam kesejahteraannya. Pasalnya, selama ini
kaum Quraisy mendapatkan penghasilan dari kebiasaan menyembah berhala dan
mendapat kekuasaan atas orang-orang lemah atau budak-budak.
Berbagai cara dilakukan kaum Quraisy
untuk mencegah dan menghentikan penyebaran ajaran agama islam yang dibawakan
oleh nabi Muhammad. Mulai dari cacian, makian, menganiaya bahkan membunuh kaum
muslim meskipun itu sanak keluarganya sendiri, mereka lakukan.
Namun Nabi Muhammad adalah manusia
yang telah diutus oleh Allah SWT, bukanlah sembarangan orang. Selain sifatnya
yang luar biasa, ia juga mampu menyusun strategi dan metode dalam menjalankan
tugasnya sebagai pembawa pesan dari Allah. Berbagai metode dan strategi ia
lakukan, mulai dari cara sembunyi-sembunyi, terang-terangan bahkan dengan jalan
perang ia lakukan.
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimankah dakwah
sembunyi-sembunyi rosulullah ?
2. Bagaimanakah Dakwah terbuka
rosulullah ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Dakwah
Secara Sembunyi - Sembunyi
Pada tanggal 17 Ramadhan 610 M Nabi
Muhammad diutus oleh Allah untuk menyebarkan ajaran agama Islam.“Iqra”
begitulah perintah malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad. Nabi Muhammad bingung,
Jibril memerintahkannya untuk membaca sedangkan ia tak tau apa yang harus ia
baca, sosok cahaya yang munvul dengan tiba-tiba lalu memerintahkan ia membaca
itu, tentu membuat Nabi Muhammad bingung dan ketakutan hingga lari ke rumah dan
meminta Khadijah untuk meneyelimutinya. Sebagai seorang isteri yang setia,
Khadijah mencoba menenangkan nabi Muhammad dengan perkataan yang masuk di akal.
Khadijah berkata
“Demi
Allah, Allah tidak akan menyusahkan engkau! Engkau adalah seorang yang selalu
menghubungi sanak keluarga, selalu menolong orang yang susah, memberikan jamuan
pada tamu dan menyampaikan amanat yang mempunyainya”.
[1]Lalu khadijah membawa Nabi Muhammad
kepada Waraqah bin Naufal, seorang ahli yang berpengalaman dan juga sepupu
Khadijah. Waraqah bin Naufal berkata :
“Demi
tuhan yang jiwaku ada di tanganNya, sesungguhnya engkau adalah nabi untuk umat
ini.Engkau telah didatangi oleh jibril yang juga pernah mendatangi musa. Dan
kelak engkau akan didustakan, disakiti, diusir bahkan kamu akan diperangi oleh
kaum mu. Setiap orang yang diutus menjadi nabi sepertimu, pasti dia akan
dimusuhi dan diperangi oleh kaumnya. Jika aku ada waktu kamu dimusuhi masih
hidup, pasti kamu akan ku bela sekuatku”
Melihat kejadian itu, nabi Muhammad
memutuskan untuk menyebarkan ajaran islam kepada orang-orang terdekatnya
terlebih dahulu dengan cara sembunyi-sembunyi untuk menghindari pertikaian dan
ancaman kaum Quraisy. Sebenarnya Nabi Muhammad setelah mendapat wahyu pertama
ia langsung menceritakan kepada kaum Quraisy tentang ajaran Tauhid dan
memerintahkan agar tidak berlaku kasar terhadap sesamanya. Namun karenaKaum
Quraisy mempunyai hati sekeras batu, akhlak setara binatang, dan juga karena
mereka takut akan terancam kesejahteraanya dalam “bisnis berhala”, sebisa
mungkin ia menghalau Nabi Muhammad dalam berdakwah. Untuk itu nabi lebi memilih
mengalah dengan cara berdakwah secara sembunyi-sembunyi. Dalam berdakwah
sembunyi-sembunyi, ia melakukan berbagai metode, salah satunya dengan metode
pendekatan personal (dari pintu ke pintu) dan juga dengan metode bil hal
(menjadi suri tauladan yang baik bagi umat muslim maupun non muslim). Adapun
beberapa metode yang dilakukan rasul selama dakwah secara sembunyi-sembunyi,
ialah :
- Metode Personal, metode semacam ini terjadi dengan cara individual, yaitu antara Dai dan Mad’u. langsung bertatap muka sehingga materi yang disampaikan langsung diterima, dan biasanya reaksi yang ditimbulkan mad’u langsung diketahui. [2]Pendekatan ini Rasul lakukan untuk mencegah guncangan reaksioner di kalangan masyarakat Quraisy, yang pada saat itu masih percaya dengan kepercayaan animism warisan leluhur mereka.
- Metode Pendidikan,[3]pada zaman rasul pendidikan ini dicontohkan dengan mendatangkan rumah ke rumah. Atau menjadikan salah satu rumah sahabat untuk dijadikan tempat pemberian materi-materi Islam. Seperti rumah Al-Arqam bin Abi Arqam yang dijadikan tempat pertama menyampaikan mater-materi pendidikan Islam.
- Metode Diskusi, metode diskusi Dai sebagai narasumber sedangkan Mad’u sebagai audience. Tujuannya ialah untuk pemecahan problematika yang ada kaitaannya dengan dakwah, sehingga apa yang menjadikan permasalahan dapat ditemukan jalan keluarnya. Pada masa sembunyi-sembunyi diskusi masih dalam seputar ke-tauhidan, atau apa-apa saja ajaran Islam itu, dan juga mengenai kehidupan setelah mati. Selain itu diskusi pada kondisi seperti ini tidak leluasa, karena harus sembunyi-sembunyi.
- Metode bi Al-Hal,[4]dakwah metode ini dilakukan dengan upaya ajakan melalui upaya penyatuan elaborasi antara pemahaman atau pengetahuan (thinking) dengan keyakinan atau perasaan (feeling). Dengan demikian, dakwah dengan metode ini dapat dilakukan dengan mauidhah hasanah (memberi contoh teladan).
- Metode bil Hikmah, dari sekian metode awal rasul berdakwah (setelah menerima wahyu kenabian). Rasul menjalankan tugasnya dengan metode bi al-hikmah, dimana metode ini dilakukan rasul selama berdakwah, tidak hanya sembunyi-sembunyi tetapi juga pada saat dakwah terang-terangan. Sesuai dengan ayat An-Nahl : 125
“Serulah (manusia) kepada jalan
Tuhan-mu dengan 4hikmahdan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka
dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui
tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Dakwah secara sembunyi-sembunyi ini dilakukan selama tiga tahun lamanya, dan
menghasilkan beberapa nama yang berhasil masuk Islam, diantaranya adalah
Khadijah, Ali bin abu Thalib, Zaid bin Haritsah, Abu Bakar, Usman bin Affan,
Zubair bin Awam, Abdurrahman bin Auf, Saad bin Abi Waqas, dan Thalhah bin
Ubaidillah.
B.
Dakwah
Secara Terang-Terangan
Setelah dirasa sudah mendapat banyak dukungan dari sanak keluarga, sahabat dan
juga tetangganya dari hasil berdakwah secara sembunyi-sembunyi.Rasulullah
memberanikan diri berdakwah secara terang-terangan di pemuka kaum Quraisy.
Tentunya alasan dakwah secara terang-terangan ini juga berlandaskan atas
perintah Allah SWT, dalam QS Al-Hijr 94 Allah SWT berfirman yang Artinya :
Maka sampaikanlah olehmu secara
terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari
orang-orang yang musyrik.
Nabi Muhammad menaiki bukit Shafa dan mengumpulkan orang-orang dengan berteriak
“Ya Sabaakha! Ya Sabaakha!”, panggilan ini adalah suatu cara bangsa arab yang
dipakai jika ada sesuatu yang penting. Karena itulah kaum Quraisy yang
mendengar panggilan tersebut segera berkumpul dan tidak dapat terpaksa
mengirimkan orang untuk mendengarkan apa yang dikatakan rasul. Setelah mereka
berkumpul, Rasul berkata :[5]
“Hai Banu Abdul Muthalib, Hai
Banu Fihr, Hai Banu Kaab! Bagamainakah pendapatmu jika aku kabarkan bahwa di
belakang gunung ini ada sepasukan kuda musuh yang datang akan membinasakan
kamu, apakah kamu percaya apa yang aku katakana?” Jawab Mereka : “Ya, kami akan
percaya karena tidak ada keraguan bagi kami untuk tidak mempercayaimu”. Kata
Rasul : “Ketahuilah oleh kamu sekalian bahwa aku adalah seorang pemberi
peringatan kepadamu tentang datangya siksa oleh Allah”.
Semua orang yang hadir ditempat itu diam saja sambil merenung apa yang
dikatakan oleh Rasul, kecuali Abu Lahab, setelah ia mendengar ucapan Rasul ia
memprotes :
“Sesungguhnya celaka kamu sepanjang
hari ini, hanya inikah kamu mengumpulkan kita?”
Setelah rasul mensyiarkan Islam secara terang-terangan di kalangan kaum
Quraisy, beliau keluar berdakwah ke tengah masyarakat Quraisy untuk mengajak
mereka ke dalam Islam, hampir di setiap tempat di setiap saat, beliau berani
maju ke tengah kaumnya untuk menerangkan hakekat Islam. Mereka diajak untuk
menyembah Allah Yang Maha Esa dengan meninggalkan segala macam persembahan
selain kepada Allah.
Setiap harinya Rasul selalu mendatangi mereka baik yang berkumpul dekat Ka’bah
maupun yang berada di pasar. Dakwah Rasul ini banyak diterima oleh orang-orang
yang bersih hatinya atau mereka yang sudah muak dengan segala macam persembahan
dan tata cara hidup jahiliyah yang buruk. Setiap harinya ada saja yang masuk
Islam baik itu laki-laki ataupun perempuan.Namun yang paling banyak adalah dari
golongan lemah ekonominya atau budak-budak.Karena dakwah Islamiyah tidak
membedakan kedudukan orang dalam masyarakat.
Perkembangan agama Islam yang demikian pesat ini, membuat
kaum Quraisy khawatir, takut kalau agama nenek moyangnya makin lama makin
terancam dengan kehadiran Islam. Selama berdakwahnya Rasul selalu menyadarkan
kaum Quraisy akan kelemahan berhala yang mereka sembah. Karena itulah mereka
mulai benci terhadap perkembangan Islam, karena menganggap Rasul selalu mencaci
maki agama mereka.
Ketika bangsa Quraisy melihat perlunya langkah yang harus diambil demi
kelanggengan agama nenek moyang mereka, maka mereka pergi ke rumah Abu Thalib
untuk melaporkan kepada beliau bahwa keponakannya telah menyiarkan agama Islam
dan mengancam kelanggengan agama nenek moyang.Mereka meminta kepada Abu Thalib
untuk mencegah kegiatan berdakwah Rasul. Mereka berkata :
“Wahai Abu Thalib, sesungguhnya
anak saudaramu (keponakan) telah mencaci maki terhadap tuhan-tuhan kami dan
mengejek nenek moyang kami. Karena itu kami harap agar engkau mencegah dia atau
biarkan kami yang menghadpinya sendiri. Dan engkau termasuk orang yang satu
agama dan kepercayaan dengan kami”
Keluhan mereka yang sekeras itu dihadapi oleh Abu Thalib dengan sabar dan
beliau menenangkan hati mereka dengan kata-kata yang manis, sampai mereka
kembali dengan puas hati.
Penyiaran Islam di kota Mekkah berkembang pesat, dengan melanjutkan dan
mengembangkan metode-metode yang dipakai Rasulullah selama berdakwah secara
sembunyi-sembunyi. Sehingga hal ini membuat kaum Quraisy marah dan mendatangkan
kembali Abu Thalib
“Hai Abu Thalib, sesungguhnya engkau
adalah orang tua dan terpandang di tengah kami. Kami telah meminta kamu untuk
mencegah keponakan mu, namun tidak engkau lakukan.Sungguh kami tak dapat
bersabar lebih dari ini, kami tak dapat membiarkan keponakanmu mencaci maki
tuhan kami. Kami harap kamu cegah dia atau kami sendiri yang menghadapinya
sampai salah satu, apakah kami ataukah dia yang akan binasa”
Keluhan kaum Quraisy tersebut membuat Abu Thalib bimbang, karena harus memilih
diantara dua pilihan yang sulit. Untuk itu ia memanggil Rasul dan berkata :
“Hai keponakan ku, kaum ku telah
datang kepadaku dan mengeluh begini,begitu. Janganlah kamu membebani berat
kepadaku, yang tak dapat ku tanggung”. Rasul menjawab : “Hai Pamanku, demi
Allah jika mereka meletakkan matahari di kananku, dan bulan di kiriku agar aku
meninggalkan dakwah Islamiyah ini, pasti tak akan ku tinggalkan. Sebelum aku
diberikan sukses oleh Allah atau aku binasa karenaNya”
Rasul menjawab ucapan pamannya tersebut dengan penuh semangat dan menangis
karena harus membebani pamannya tercinta. Ketika pamannya melihat betapa
beratnya apa yang ditanggung oleh Rasul dan kegigihan Rasul dalam dakwah
Islami, lantas ia memanggil kembali keponakannya tersebut dan berkata :
“Hai keponakan ku, teruskanlah apa
yang telah kamu kerjakan sekehendak hatimu, Demi Tuhan aku tidak akan
menyerahkan mu kepada mereka sedikitpun”
Setelah mendapat persetujan dan perlindungan dari pamannya, Rasul semakin
bersemangat dalam menjalankan tugas Dakwah Islamiyahnya.Hal ini membuat kaum
Quaraisy geram karena terus melihat perkembangan pesat umat yang masuk Islam.
Kaum Quaraisy melakukan berbagai cara untuk membatasi atau mencegah kaumnya
masuk Islam, mereka menyiksa dengan sangat sadis bahkan membunuh kaum muslimin,
terutama dari kalangan budak muslim. Seperti Bilal bin Rabah dan Yasir serta
keluarganya yang mati karena harus mempertahankan aqidah mereka.
Perjalanan dakwah Rasul pada periode terang-terangan ini, mengalami berbagai
banyak hal, baik itu perkembangan pesat umat muslim dan juga ancaman serta
siksaan dari kaum Quraisy yang semakin menjadi-jadi. Apalagi saat wafatnya
Khadijah (Isteri Rasul) dan Abu Thalib (paman Rasul) yang selama ini membantu
dan melindungi rasulullah dalam berdakwah.
Tidak terhitung berapa jumlah harta Khadijah yang digunakan dalam berdakwah
Rasul.Sebagai saudagar yang kaya raya, Khadijah sangat dihargai di kalangan
kaum Quraisy sehingga mereka sangat senggan terhadap Rasul selama Khadijah
hidup.Apalagi Abu Thalib yang menjadi pemuka kaum Quraisy dari kalangan Bani
Abu Muthalib, yang juga kakek Rasul. Namun semenjak kepergian mereka di tahun
yang sama, kaum Quraisy merasa mendapatkan kesempatan dan peluang yang besar
untuk menghentikan dakwah rasul dengan berbagai cara.
Meskipun begitu, rasul tetap gigih dan sabar dalam menjalankan dakwahnya.Tidak
sedikitpun rasul membalas perbuatan mereka yang keji, beliau hanya bisa
bersabar, berdoa dan menyusun strategi dari permasalahannya yang lebih kompleks
ini.
Adapun beberapa metode yang dilakukan rasul saat berdakwah secara
terang-terangan adalah :
- Politik Pemerintahan:[6] Merasa dakwah di Mekkah semakin terasa berat, karena perlakuan orang Quaraisy terhadap Rasul dan umatnya semakin sadis, bahkan sampai mengencam nyawa dan raganya. Oleh karena itu demi keselamatan nyawa dan keselamatan umat muslim. Maka rasul dan sahabat-sahabatnya memutuskan untuk hijrah ke luar daerah. Contohnya ialah ketika ia hijrah ke Madinah. Keputusan hijrah ke Madinah ini bukanlah semata-mata atas kehendaknya sendiri, melainkan memang atas perintah orang Madinah Sendiri, sehingga kebanyakan penduduk Madinah secara terbuka menerima ajaran-ajaran agama Rasul. Di Madinah, Rasul mendapat sahabat (Anshor) yang makin hari makin bertambah, sehingga Rasul menggunakan politik pemerintahannya, yakni mendirikan Negara Islam. Yang mana semua urusan ekonomi, hukum, tata ekonomi, sosial dan sebagainya berasaskan Islam. Hal ini berarti dakwah Islamiyahnya sebagai tujuan utama Negara.
- Surat Menyurat :[7]metode dakwah rasulullah bukan saja dengan cara politik pemerintahan, akan tetapi menggunakan pula metode surat-menyurat. Metode ini dilakukan oleh rasulullah kepada berbagai Negara tetangga seperti Yaman, Syam, dsb. Adapun hasilnya sudah barang tentu ada yang menerima dan ada yang menolaknya. Beberapa metode seperti ini menggambarkan bahwa beliau memiliki kecakapan yang lebih hebat bila dibandingkan dengan zaman mutakhir ini
- Metode Peperangan :perang adalah metode dakwah Rasul yang paling terakhir, bila sudah tiada lagi jalan lain yang ditempuh. Seperti perang Badar, Perang Uhud, Yamuk dsb. Metode dakwah menggunakan gencatan senjata ini memang tampaknya sangat membahayakan, karena bala tentara rasulullah lebih sedikit dibandingkan dengan tentara orang kafir. Namun sejarah Islam telah membuktikan bahwa peperangan rasulullah dengan orang kafir jarang sekali menemui kekalahan. Dengan demikian peperangan dapat menguntungkan dan menambah tersiarnya agam Islam ke berbagai penjuru alam
[8]Selain
ketiga metode tersebut, rasulullah juga terus mengembangkan metodenya sewaktu
dakwah secara sembunyi-sembunyi, yaitu misalnya mengembangkan Metode Dakwah
Secara Diskusi, dalam situasi dakwah yang terang-terangan ini rasul bisa lebih
leluasa dalam melakukan diskusi dengan umatnya, bahkan mempunyai tempat khusus
seperti Masjid, Ka’bah dll. Juga metode-metode lain seperti Metode Pendidikan,
Metode Personal yang lebih komperhensif, dan Metode bil Hikmah.Dan Rasul juga
menggunakan metode bil Mal yaitu metode dengan memberikan kontribusi materi
kepada sasaran dakwah yang lemah ekonominya. Hal ini sebenarnya sudah biasa
Rasul lakukan jauh sebelum ia diutus menjadi Rasul karena hal ini sudah menjadi
sifat naluriah rasul sebagai manusia yang murah hati dan dermawan. Dalam sebuah
hadist diriwiyatkan
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يُعْطِينِي الْعَطَاءَ فَأَقُولُ أَعْطِهِ مَنْ هُوَ أَفْقَرُ إِلَيْهِ مِنِّي
فَقَالَ خُذْهُ إِذَا جَاءَكَ مِنْ هَذَا الْمَالِ شَيْءٌ وَأَنْتَ غَيْرُ مُشْرِفٍ
وَلَا سَائِلٍ فَخُذْهُ وَمَا لَا فَلَا تُتْبِعْهُ نَفْسَكَ
“Dahulu Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam memberikan pemberian kepadaku, kemudian aku mengatakan:
“Berikan kepada orang yang lebih miskin daripadaku,” maka Beliau Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,”Ambillah itu! Jika datang kepadamu sesuatu dari
harta ini, sedangkan engkau tidak memperhatikan (yakni mengharapkan, Pen) dan
tidak meminta, maka ambillah itu! Dan yang tidak, maka janganlah engkau
mengikuti hawa-nafsumu terhadapnya!” [HR Bukhari, no. 14734].
Sepanjang perjalanan tugasnya, Rasul selalu menggunakan berbagai metode guna
keberhasilan dakwahnya. Begitu banyak tantangan dan rintangan yang Rasul
hadapi, tetapi hal itu tidak menjadikan ia lalai dalam mengemban tugas dari
Yang Maha Esa. Ia tatap optimis, gigih dan penuh starategi. Hingga pada
akhirnya Rasulullah berhasil menjalankan tugasnya itu, dan ajaran-ajaran Islam
bisa menyebar luas hingga ke seluruh negeri.Tidak heran jikalau Rasul
dinobatkan menjadi orang paling berpengaruh di dunia.Dengan suri tauladan dan
perjuangannya dalam berdakwah.Semoga segala macam metode rasul ini, dapat
menjadi contoh bagi kita dalam mengajak yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar
dan semoga kita dapat mengembangkan dan menyikapinya dengan baik.Sehingga umat
Islam pada zaman menghadapi tantangan globalisasi ini tidak menurun nilai-nilai
keimanan islamnya[9].
[1]Abu
Hasan Ali Al-Hasany An-Nadwy, Riwayat
Hidup Rasulullah SAW, Surabaya : Bina Ilmu 1989 hlm 91
[2]Rahmat
Semesta (sebuah lembaga kajian dan pengembangan Dakwah forum komunikasi
Mahasiswa dan Alumni UIN Syarif Hidayatulah), Metode Dakwah, Jakarta:Prenada
Media 2003 hlm 21
[3]Muhyidin
asep dan Agus Ahmad Safei. 2002. Metode Pengembangan Dakwah. Bandung
: CV Pustaka Setia, hlm. 109
[4]Musthofa,
Dimensi-dimensi Psikologi Kajian Ilmu Dakwah, Jurnal Ilmu Dakwah IAIN
Sunan Ampel Vol.11 No.1 April 2005, hlm 102
[5]Abu Hasan Ali Al-Hasany An-Nadwy, Riwayat Hidup Rasulullah SAW, Surabaya :
Bina Ilmu 1989 hlm 94
[6]Rafi’udin
dan Maman Abdul Djaliel, Prinsip Dan
Strategi Dakwah, Bandung: Pustaka
Setia 2001 hlm 107
[7] Ibid
[8]Rafiu’din,
Op.cit hlm 105
[9]
Musthofa, Loc.cit
Winning303 Arena Sabung Ayam Terpopuler yang menghadirkan Ayam Ras Juara dan Ras-ras Terkuat..Pertarungan yang sangat seru bakal di hadirkan disini...
ReplyDeleteWinning303 juga menyediakan permainan lain
1. Sportbooks
2. Live Casino
3. Slot Online
4. Lottery/Togel
5. Poker Online
6. Tembak Ikan
7. RNG
Yang pastinya tidak kalah seru dengan permainan lainnya...
cukup 1 User ID untuk semua permainan..Gak Pake Ribet...
Ayo Langsung bergabung dengan kami...
Customer Service 24 Jam
Hubungi Kami di :
WA: 0877 8542 5244
TELEGRAM : Winning303