Saturday, 30 April 2016

MAKALAH STRATEGI DAKWAH P. TARBIYAH ISLAMIYAH



BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar belakang
            Kewajiban kita adalah menyatukan berbagai potensi itu semuanya demi kejayaan tugas dan amanah dakwah ini dan bukan sebaliknya iaitu membuatkan orang yang terjun dalam dunia dakwah bersikap putus asa dan takut.
            Jika kita menemui kekurangan pada seseorang itu, tugas kitalah untuk melengkapi dan menutup kekurangan tersebut sehingga seluruh potensi dan kemampuan umat bahu-membahu dalam perkara ini.
            Banyak sekali ayat, hadits dan peristiwa pada zaman Nabi, sahabat, dan salafus-soleh yang membenarkan perkara ini.
Salah satunya adalah kisah seorang lelaki yang diceritakan dalam surah Yasin ayat 20. Al-Qur’an mengisahkan tentang seorang lelaki yang bukan nabi, rasul dan bukan pula ulama, tapi hanya orang biasa (awam) yang terlibat aktif dalam mendukung dakwah. Allah swt menyanjung dan memberikan balasan syurga kepadanya.


B.   Rumusan masalah
1. Apakah Pengertian dakwah ?
2. Apakah pengertian tarbiyah?
3. Bagaimana pergerakan tarbiyah?
4. Apakah pengertian dakwah islamiyah?



BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian dakwah
           Dakwah adalah mengajak manusia untuk melakukan yang ma’ruf dan mencegah kemungkaran, hal ini merupakan perintah Allah swt, yang harus dikerjakan oleh setiap orang yang beriman, seperti yang dikemukakan dalam Al-qur’an dalam surah Ali-Imran : 104
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar[217]; merekalah orang-orang yang beruntung.”
            Pada ayat di atas Allah menghendaki ada satu kelompok ummat yang menyeru kepada yang Ma’ruf: yaitu segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah;  dan  melarang kemungkaran yaitu segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya. (Allah).
            Dalam melakukan dakwah tidak mesti harus  menguasai ilmu Agama Islam  sepenuhnya lalu kemudian baru kita melakukan dakwah, malah Nabi Muhammad pernah memerintahkan kepada ummatnya  untuk melakukan dakwah  yaitu  mengajak manusia kepada Islam sekalipun hanya sepenggal ayat,sebagaimana sabda Rasul dalam hadits “ sampaikanlah dari padaku walaupun hanya satu ayat”.
            Sasaran dakwah berbeda dalam banyak hal, termasuk latar belakang sosialnya, tingkat ekonominya, pendidikan , sehingga memerlukan strategi yang berbeda dalam menyampaikan dakwah kepada mereka.
            Allah berfirman dalam Al-qur’an surah An-nahl :125
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah  dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
            Dengan memperhatikan kondisi ummat sebagai obyek dakwah, kecendrungan perkembangannya, permasalahan dakwah yang dihadapi maka perlu dikembangkan strategi dakwah sebagai acuan pelaksanaan kegiatan dakwah persyarikatan khususnya dan ummat Islam pada umumnya.
            Strategi umum dalam bidang dakwah terbagi atas 4 bagian yaitu :
  1. Strategi umum
Strategi umum ini dibagi lagi menjadi beberapa bagian yaitu :
a.     Meningkatkan pemahaman dan penghayatan aqidah Islamiyah dikalangan warga persyarikatan dan ummat, sehingga mampu menumbuhkan pemikiran dan perilaku yang islami, dalam hal ini perlu mendahulukan (memprerioritaskan ) pembinaan Aqidah disamping aspek yang lain.
b.    Mengembangkan kesadaran dikalangan persyarikatan dan ummat, terutama para pemimpin tentang tiga tantangan utama yang dihadapi dakwah islamiyah, sekularisasi,kristenisasi, nativisasi. Meningkatkan sensitivitas ummat terhadap perjuangan/dakwah, termasuk meningkatkan komitmennya terhadap perjuangan.
c.    Meningkatkan dan membiasakan mekanisme prencanaan dan penorganisasian kegiatan dakwah setiap eselon kepemimpinan persyarikatan .
d.   Mendudukkan kedudukan kegiatan salibisasi di Indonesia, dalam segala bentuknya, sebagai “masalah serius“ bersama yang perlu dihadapi oleh seluruh kekuatan dakwah dalam “bidang garap bersama“.Dengan cara penyamaan persepsi dan penyusunan prencanaan kegiatan “counter” bersama. Dasar-dasar hukum yang berkaitan dengan itu perlu digali dan ditingkatkan validitasnya serta dimasyarakatkan.
e.    Mengembangkan sistim informasi yang mampu menjangkau warga persyarikatan dan ummat secara luas dan menumbuhkan komunikasi yang efektif. Upaya pengembangan informasi ini terutama dalam rangka “meluruskan“ distorsi informasi tentang islam dan ummat  Islam.

2.      Strategi Kontekstual
            Strategi ini meliputi  :
ü  Perlunya disegarkan kembali pemahaman warga persyarikatan dan ummat dan  dai  tentang pengertian dan hakekat dakwah , suatu pemahaman yang  secara actual terkait dengan keadaan masyarakat.  Untuk itu diperlukan pergeseran orientasi  dari medan dakawah komvensional yaitu tabligh dalam makna sempit , menjadi dakwah dalam segala aspek kehidupan , meliputi dialog amal, dialog seni , dialog budaya (nilai) dialog  intelektual.
ü  Untuk merealisasikan fungsi kerahmatan dakwah, diperlukan pengembangan nilai-nilai agama menjadi konsep-konsep yang operasional dalam masyarakat suatu upaya penyeimbangan pendekatan obyektif dan subyketif terhadap pandangan Islam.
            Pemahaman subyekti Islam akan menimbulkan kesadaran tentang makna Islam sebagai pandangan hidup ( Islam sebagai sumber nilai). Sementara pemahaman obyektif berarti menjabarkan nilai-nilai tersebut dalam realitas sosial yang ada ( Islam sebagai konsep), atau dengan ungkapan lain melakukan interprensi ajaran  secara kreatif proporsional dikaitkan dengan kehidupan manusia, alam dan sejarah.
ü  Mengembangkan nilai-nilai ruhaniah yang memberikan rasa aman kepada masyarakat dalam rangka menghadapi ekses moderenisasi, terutama yang menyangkut pergerseran system nilai sebagai akibat pengemabangan sosial budaya.
ü  Mendorong ulama, cendekiawan dan budyawan Islam untuk mengembangkan gagasan – gagasan filsafat, ilmiah, dan cultural untuk menjawab tantangan intelektual dunia modern dalam rangka perang intelektual.
3.      Strategi Perencanaan dan Pendekatan
            Secara umum perlu dilakukan peninjauan kembali orientasi perencanaan dakwah yang selama ini dilakukan. Kalau semula prencanaan bersifat sentrifugal yaitu metode dan pengolahan pesan ditentukan (menurut selera) dai’ maka perlu dirubah agar beriorientasi sentripetal yaitu mendudukkan :

(a)        Permasalahan dakwah
(b)        Kondisi lingkungan dakwah sebagai hal yang lebih menentukan dalam proses prenacanaan .
            Strategi  kebijaksanaan dibidang prencanaan perlu dikembangkan dengan pendekatan pemecahan masalah.  Untuk itu berarti diperlukan informasi yang memadai tentang :
  1. Permasalahan dakwah yang dihadapi
  2. Kondisi obyek beserta setting masyarakat dan linkungannya
  3. Kondisi subyek dakwah ( dai’dan lembaga)
  4. Sarana dan factor lain
            Strategi kebijaksanaan dibidang pendekatan (metodologi) dan prencanaan dakwah secara rinci adalah sebagai berikut :
  1. Peninjauan kembali pendektan dakwah dengan upaya sentral yaitu :
  • Prencanaan yang berorientasi pada pemecahan masalah yang didasarkan atas cirri obyek dan lingkungan dakwah dan
  • Pengkoordinasian kegiatan dakwah secara lebih profesioanl
2.      Mengembangkan system pemantauan, pengakjian, analisis dan markas dakwah dalam suatu lembaga khusus (laboratorium dakwah) debagai pembantu pimpinan Persyarikatan , lembaga ini bertugas menyiapkan bank data dan peta dakwah sebagai sarana prencanaan dan memberikan konsultasi pada pelaksanaan dakwah dilapangan.
  1. Mengembangkan upaya-upaya pengadaan informasi dakwah dengan berbagai cara termasuk di dalamnya kegiatan penelitian dakwah (penelitian dalam rangka prencanaan , planning research).
  2. Memanfaatkan secara optimum peraturan  dan hukum fositif serta lembaga yang ada baik pemerintah maupun swasta untuk kepentingan dakwah.
  3. Pengembangn  model-model dakwah khusus (yang menyankut pendektan, metode, pengolahan pesan ) untuk obyek-obyek dakwah tertentu .  Dalam  kaitan ini maka pengembagan media dakwah perlu mendapat penekanan dalam prencanaannya.
  4. Pengembangan model-model atau pendekatan dakwah seni budaya.
  5. Meningkatkan dan mengembangkan kerjasama dengan berbagai lembaga dakwah Islamiyah, baik organisasi formal maupun informal.
  6. Strategi Khusus
            Khusus untuk obyek dakwah kalangan dua’fa dan muallaf, diperlukan kegiatan dakwah yang dapat menstimulasi jiwa untuk menimbukan harga diri dan sikap serta prilaku yang mandiri, Bentuk-bentuk penyantunan setidaknya menyakut dua hal, yaitu :
  1. Memberikan kemampuan dasar atau kterampilan agar mampu berkarya secara mandiri (proses babilasi.
  2. Member jalan agar kemampuan/keteranpilan tersebut dapat membuahkan kenyataan dalam menopang kehidupannya misalnya mengembangkan system pemasaran bagi jasa atau barang mereka (proses validasi)
            Dengan demikian bentuk-bentuk dakwah untuk golongan ini akan lebih banyak bersifat da`wah bil hal (dialog amal). Khusus untuk generasi muda disamping penanaman aqidah yang benar perlu diperhatian khusus pada beberapa hal yaitu :
  1. Masalah pergeseran nilai terutama yang menyangkut masalah akhlak (erosi akhlak)
  2. Penyadaran tentang makna dan peran mereka dimasa depan termasuk tanggungjawab keberagamannya (dakwah)
  3. Pengembangan model-model pendekatan dakwah sesuai dengan tingkat kematangan jiwa mereka (bila memungkinkan diadakan  penelitian/uji coba)
            Khusus untuk kaum inteletual dan dunia kampus dakwah dikembangkan dengan memberikan perhatian khusus pada :
  1. “Counter dialoque”terhadap nilai sekularisme dan rasionalisme
  2. Penelusuran kecendrungan pandangan dikotomi agama dengan ilmu
  3. Bahan bacaan/kajian
  4. Penyadaran tentang peran dan tanggung jawab mereka terhadap masa depan agama dan dakwah
            Khusus untuk kelompok dakwah ‘umara’, pejabat dan kelompok eksekutif perlu dikembangkan kegiatan dakwah dengan perhatian khusus pada :
  1. Pengembangan rasa aman termasuk tuntunan penyantunan spiritual yang islami
  2. Peningkatan kepekaan dan tanggungjawab mereka sebagai muslim.
  3. Peningkatan  komitmen terhadap agama dan tanggungjawab dakwah mereka
            Khusus untuk kelompok marjinal dan abangan perlu dikembangkan pendekatan positif konstruktif dengan cara :
  1. Meniadakan jarak psiko-sosial mereka dengan ummat Islam
  2. Meletakkan kelompok masyarakat tersebut sebagai subkultur ummat, dengan demikian perbedaan mereka dengan santri dan bukan santri bukan sesuatu yang antagonistic.  Tuntunan hidup spiritual yang islami perlu dilakukan sebagai tarikan kecondongan mereka pada nativisme.
            Khusus untuk mereka yang belum Islam (ummat dakwah) perlu dikembangkan model-model dakwah yang menunjukkan keluhuran ajaran Islam sekaligus sebagai counter terhadap distorsi informasi tentang Islam dan ummatnya yang  mereka  dapatkan.  Tegantung pada dari lapis sosial mana, dakwah dapat berupa dialog amal, dialog budaya, dialog inteletual dan bahkan dialog bisnis.
            Pengembangan dan prencanaan yang khsus dakwah untuk : transmigrasi, masyarakat suku terasing dan buruh , tani dan nelayan serta kelompok masyarakat terugikan yang lain sebagai paket-paket khsusus.
            Pengembangan dakwah keluarga dengan tujuan utama pembinaan keluarga sakinah dalam berbagai aspeknya dan menjadikan tiap keluarga muslim sebagai benteng pertahanan dakwah.
B.   Pengertian tarbiyah
            Tarbiyah dalam definisi Muhammad Quthb dalam Manhaj Tarbiyah Islamiyah adalah “Seni Membentuk Manusia. Anis Matta sendiri dalam bukunya tersebut, mengartikan makna Tarbiyah sebagai pendidikan. Dari definisi diatas dapat kita simpulkan bahwa Gerakan Tarbiyah atau gerakan pendidikan adalah gerakan dalam membentuk, mengajarkan atau menanamkan nilai-nilai Islam kepada anak, siswa ataupun orang-orang yang kita tuju dalam kepentingan dakwah.
            Dalam kehidupan pribadi atau masyarakat, pendidikan (tarbiyah) bisa dipastikan menduduki posisi yang sangat penting. Sebab melalui proses pendidikan pribadi seorang dapat tumbuh dan berkembang secara baik, sesuai yang diharapkan. Tarbiyah dapat membentuk kepribadian seseorang selaras dengan nilai-nilai dan prinsip yang mendasarinyasehingga menjadi kepribadian yang sepenuhnya mencerminkan nilai-nilai dan prinsip Islam.
C.   Pergerakan tarbiyah
        Sekitar awal tahun 1998, tepatnya 20 Juli 1998, kader-kader gerakan tarbiyah mendirikan partai politik Islam yaitu Partai Keadilan (PK) yang kemudian berganti nama menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di tahun 2001. Meski telah bertransformasi menjadi partai politik, metode pembinaan yang digunakan PKS tetap mengacu pada sistem pengkaderan dakwah tarbiyah. Ada berbagai pihak menilai, kuatnya penguasaan gerakan tarbiyah terhadap lembaga dakwah formal kampus kampus dan sekolah-sekolah ini telah memberikan keuntungan politik berupa dukungan para aktivis dakwah terhadap PKS.
       Hal ini pun diakui oleh Nur Hasan Zaidi. Wakil Sekjen DPP PKS, dimana PKS, dalam perjalanannya, memilih gerakan tarbiyah sebagai modelnya. Pola gerakan ini tidak hadir dengan tiba-tiba, tapi telah dirintis oleh anak-anak muda sekitar tahun 80-an. Gerakan tarbiyah sebagai sarana yang paling efektif untuk melakukan introspeksi dan penyadaran Islam terhadap generasi muda; menumbuhkan semangat berdakwah sambil belajar kesabaran mengadapi kediktatoran orde baru; mengajak ke jalan dakwah, dengan menghindari lawan arus terhadap orang yang belum mengapresiasi Islam.
      Mencermati dan menganalisa munculnya gerakan Gerakan Tarbiyah dan peranannya dalam perpolitikan nasional bukanlah hal yang mudah. Salah satu sebabnya adalah gerakan yang muncul pada pertengahan tahun 1980-an ini -hingga berubah menjadi kekuatan nasional yang diperhitungkan- dirintis oleh pioner-pioner yang bukanlah merupakan figur-figur yang sebelumnya dikenal publik secara luas. Mereka itu tidak lain hanyalah anak-anak muda biasa yang berkeinginan untuk mengamalkan ajaran-ajaran keagamaan yang mereka yakini sebagai ajaran agama yang universal dan menyeluruh dengan sedikit upaya untuk memperluas kesadaran keagamaan itu dalam berbagai aspek kehidupan termasuk politik.
      Terkait dengan partai politik, dalam kegiatan tarbiyah, diberikan materi saluran politik yang bertujuan agar peserta tarbiyah dapat mengetahui hak-hak sosialnya dalam dunia politik, membandingkan beberapa saluran politik untuk melihat kelebihan, kesamaan, dan kekurangannya dengan objektif, memilih saluran politik dengan benar yang sesuai dengan aspirasinya, dan terlibat aktif untuk menyalurkan ide-idenya dalam memperbaiki masyarakat pada saluran politik yang dipilihnya. Ciri khas gerakan tarbiyah ini adalah membentuk halaqah-halaqah (kelompok-kelompok) kecil yang terdiri dari lima hingga dua belas orang anggota (mutarabbi) dibimbing oleh seorang murabbi bahkan dalam realisasinya satu atau dua orang anggota pun jadi untuk dikader dan dibina sehingga memiliki wawasan keislaman yang kuat. Contoh lainnya dari proses kaderisasi dan regenerasi dalam tubuh PKS yaitu dengan melaksanakan pelatihan-pelatihan dan kegiatan-kegiatan/Daurah. Dari berbagai jenis daurah tarbiyah (sarana untuk membekali peserta tarbiyah dengan pengalaman untuk pengembangan keahlian dan pengetahuan),.
            Dengan kata lain Islam dalam konsepsi para aktifis Partai Keadilan Sejahtera adalah sebuah sistem hidup yang universal, mencakup seluruh aspek kehidupan. Islam adalah negara dan tanah air, pemerintahan dan umat, moral dan kekuatan, rahmat dan keadilan, kebudayaan dan perundang-undangan, ilmu dan peradilan, materi dan sumber daya alam, usaha dan kekayaan, jihad dan dakwah, tentara dan fikrah, akidah yang lurus dan ibadah yang benar.
       D.  Pengertian Dakwah Islam
Hasmi menyatakan bahwa, dakwah Islamiah  adalah kegiatan mengajak orang untuk meyakini, serta mengamalkan akidah dan syari’ah Islamiah, maka konsepsi Islam terlebih dahulu harus diyakini dan diamalkan pendakwah sendiri. Dalam pandangan A. Munir Mulkan bahwa, kegiatan dakwah dapat dikatakan sebagai aktualisasi atau realisasi salah satu fungsi kodrati muslim. Fungsi kerisalahan berupa proses pengkondisian agar seseorang atau masyarakat mengetahui, memahami, mengimani, dan mengamalkan Islam sebagai ajaran dan pandangan hidup
Dengan demikian, dakwah Islamiah adalah suatu usaha dalam proses Islamisasi manusia agar taat dan tetap mentaati ajaran-ajaran Islam guna memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

a.            Tujuan Dakwah Islam
Tujuan dakwah adalah  terwujudnya proses perubahan objek  dakwah dalam segi tingkah laku dan kehidupan, sesuai dengan Islam. Perubahan itu meliputi tingkah laku jasmani, akal, adat, sikap, dan lain-lainnya. Perubahan itu pula meliputi aspek kehidupan masyarakat, baik dalam aspek budaya, spiritual, ekonomi, dan lain-lain (H. Dzikron Abdullah  Dan disamping itu, dakwah juga bertujuan untuk kebaikan pribadi dan masyarakat. Dengan ajaran amar ma’ruf nahi munkar, mengajar serta menyampaikan dakwah bagi orang yang mengetahuinya diharapkan dapat terwujud kebaikan tersebut. Di samping itu, dalam Islam diyakini bahwa menuntut ilmu adalah wajib dan mengajarkannya adalah sodakoh, sedangkan kegiatan meneliti adalah berjihad (Abdullah Syihata, 1986: 7).
b.       Unsur-unsur Dakwah Islam
Unsur-unsur dakwah dalam kaitannya dengan sistem informasi dakwah, pada hakikatnya tidak memiliki perbedaan dengan unsur-unsr dakwah. Dalam Dasar-dasar Ilmu Dakwah, Pendekatan Filosofis & Praktis karya Enjang AS, unsur-unsur dakwah dalam proses dakwah terdiri dari da'i (pelaku dakwah), maudu' (materi dakwah), uslub (metode dakwah), washilah (media dakwah), mad'u (objek dakwah) dan tujuan dakwah. Semua ini adalah unsur pokok dakwah yang berarti harus ada dan tidak bisa dipisahkan dalam proses dakwah sendiri, peran masing-masing unsur amat berkaitan dan saling mendukung antara satu dengan yang lainnya. Ada juga yang disebut sebagai iltizam, yaitu unsur dakwah yang melekat dalam proses dakwah, yakni konteks dakwah dan respon balik atau feedback.

       a.       Da’i, adalah dalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan, tulisan, maupun perbuatan yang dilakukan baik secara individu, kelompok atau lewat organisasi  maupun lembaga Dalam hal ini istilah da`i bermakna umum. Namun demikian da`i sering disebut sebagai khatib (yang berkhutbah) dan atau mubaligh (juru penyampai ajaran Islam) dengan pengertian khusus.
       b.      Mad’u adalah masyarakat penerima dakwah, sasaran dakwah atau kepada siapa dakwah ditujukan, merupakan kumpulan dari individu di mana benih materi dakwah akan ditabur Mad’u adalah manusia yang menjadi sasaran dakwah, atau manusia penerima dakwah, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok, baik manusia yang beragama islam maupun tidak, dengan kata lain manusia secara keseluruhan. 
       c.       Maudu’ atau  maddah adalah isi pesan atau materi atau ideology dakwah yang disampaikan da`i kepada mad` Maddah dakwah itu berupa Ajaran Islam itu sendiri. Pijakan pokok dari ajaran Islam yaitu Al-Qur`an dan as-Sunnah Rasulullah Saw.
       d.      Washilah/media dakwah adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan ajaran  islam kepada umat, Hamzah Ya’qub membagi wasilah dakwah menjadi lima macam, yaitu lisan tulisanlukisan/gambar/karikatur,  audiovisual, misalnya televisi, radio, internet ,akhlak, bahwa melalui perbuatan-perbuatan nyata yang mencerminkan ajaran islam yang secara langsung dapat dilihat dan didengarkan oleh mad’u.
                  Metode adalah suatu cara yang di tempuh atau cara yang ditentukan secara jelas untuk mencapai dan menyelesaikan suatu tujuan, rencana sistem, tata pikir manusia. Metode dakwah adalah jalan atau cara yang di pakai juru dakwah untuk menyampaikan ajaran materi dakwah islam.
c.        Problematika Dakwah Islam
Mendakwahkan Islam berarti memberikan jawaban Islam terhadap berbagai permasalahan  umat. Karenanya dakwah Islam selalu terpanggil untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang sedang dan akan dihadapi oleh umat manusia. Meskipun misi dakwah dari dulu sampai kini tetap pada mengajak umat manusia ke dalam sistem Islam, namun tantangan dakwah berupa problematika umat senantiasa berubah dari waktu kewaktu.
Permasalahan yang dihadapi oleh umat selalu berbeda baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Namun demikian, permasalahan-permasalahan umat tersebut perlu diidentifikasi dan dicari solusi pemecahan yang relevan dan strategis melalui pendekatan-pendekatan dakwah yang sistematis, smart, dan profesional.
Persoalan yang kita hadapi sekarang adalah tantangan dakwah yang semakin hebat, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Tantangan itu muncul dalam  berbagai bentuk kegiatan masyarakat modern, seperti perilaku dalam mendapatkan hiburan, kepariwisataan dan seni dalam arti luas, yang semakin membuka peluang munculnya kerawanan-kerawanan moral dan etika.  Ledakan-ledakan informasi dan kemajuan teknologi dalam berbagai bidang itu tidak boleh kita biarkan lewat begitu saja. Kita harus berusaha mencegah dan mengantisipasi dengan memperkuat benteng pertahanan aqidah yang berpadukan ilmu dan teknologi. 
Sedangkan faktor internal adalah berkembangnya organisasi atau lembaga Islam yang masing-masing mempunyai visi dan misi sehingga dapat saling berbenturan. Perbedaan paham inilah yang melahirkan sikap antipati, saling menghujat dan menghakimi, ataupun anarkhisme lainnya.
Dakwah dengan pendekatan kultural salahsatu jawaban untuk berbagai masalah dakwah terutama untuk menangani aliran, paham, dan gerakan keagamaan di Indonesia, yaitu: pertama, dakwah yang bersifat akomodatif terhadap nilai budaya tertentu secara inovatif dan kreatif tanpa menghilangkan aspek substansial keagamaan.
Kedua, menekankan pentingnya kearifan dalam memahami kebudayaan komunitas tertentu sebagai sasaran dakwah. Jadi, dakwah kultural adalah dakwah yang bersifat buttom-up dengan melakukan pemberdayaan kehidupan beragama berdasarkan nilai-nilai spesifik yang dimiliki oleh sasaran dakwah. Lawan dari dakwah kultural adalah dakwan struktural, yaitu dakwah yang menjadikan kekuasaan, birokrasi, kekuatan politik sebagai alat untuk memperjuangkan Islam. Karenanya dakwah struktural lebih bersifat top-down.
Secara sunnatullah, setiap komunitas manusia, etnis, dan daerah memiliki kehasan dalam budaya. Masing-masing memiliki corak tersendiri dan menjadi kebanggaan komunitas bersangkutan. Dalam melakukan dakwah Islam corak budaya yang dimiliki oleh komunitas tertentu dapat dijadikan sebagai media dakwah yang ampuh dengan mengambil nilai kebaikannya dan menolak kemungkaran yang terkandung dalamnya.


BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan

            Dakwah Islamiah  adalah kegiatan mengajak orang untuk meyakini, serta mengamalkan akidah dan syari’ah Islamiah, maka konsepsi Islam terlebih dahulu harus diyakini dan diamalkan pendakwah sendiri. Dalam pandangan A. Munir Mulkan bahwa, kegiatan dakwah dapat dikatakan sebagai aktualisasi atau realisasi salah satu fungsi kodrati muslim. Fungsi kerisalahan berupa proses pengkondisian agar seseorang atau masyarakat mengetahui, memahami, mengimani, dan mengamalkan Islam sebagai ajaran dan pandangan hidup
            Dengan demikian, dakwah Islamiah adalah suatu usaha dalam proses Islamisasi manusia agar taat dan tetap mentaati ajaran-ajaran Islam guna memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat

B.     Saran
             Mungkin makalah yang kami selesaikan ini jauh dari kesempurnaan, jadi kami minta kritik atau saran nya, agar makalah yang selanjutnya bisa lebih baik dari makalah ini.



DAFTAR PUSTAKA
 
              Hamzah Ya'qub, Publisistik Islam Tekhnik Dakwah dan Leadership,  Bandung: Diponegoro1981
             Harahap, Syahrin,  Konsep dan Implementasi Pemberdayaan, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1999.
              Kontowijoyo,  Dinamika Sejarah Umat Islam Indonesia,  Yogyakarta: Salahudin Press, 1985.

 Anwar, Butir-Butir Problematika Dakwah Islamiyah, Surabaya: Bina Ilmu, 1992
              Mulkhan, Abdul Munir,  Ideologi Gerakan Dakwah: Episode Kehidupan M. Natsir dan Azhar Basyir, Yogyakarta: Sipress, 1996.



3 comments:

  1. depo pulsa terbaru
    Permasalahan yang dihadapi oleh umat selalu berbeda baik secara kualitatif maupun kuantitatif

    ReplyDelete
  2. Winning303 Arena Sabung Ayam Terpopuler yang menghadirkan Ayam Ras Juara dan Ras-ras Terkuat..Pertarungan yang sangat seru bakal di hadirkan disini...

    Winning303 juga menyediakan permainan lain
    1. Sportbooks
    2. Live Casino
    3. Slot Online
    4. Lottery/Togel
    5. Poker Online
    6. Tembak Ikan
    7. RNG

    Yang pastinya tidak kalah seru dengan permainan lainnya...
    cukup 1 User ID untuk semua permainan..Gak Pake Ribet...

    Ayo Langsung bergabung dengan kami...
    Customer Service 24 Jam
    Hubungi Kami di :
    WA: 0877 8542 5244
    TELEGRAM : Winning303

    ReplyDelete
  3. Deposit pulsa tapi kena potongan?
    Ada nih promo judi pulsa online tanpa potongan

    Jadi tunggu apalagi kawan join GRATIS

    Info hub
    WA:0812 2222 996

    ReplyDelete